Mahasiswa Fakultas Syariah Ikuti Baksos Penyemprotan Disinfektan

Blog Single

Penyebaran virus corona mendominasi pemberitaan berbagai media sejak dikabarkan muncul di Wuhan China. Di Indonesia virus tersebut dinyatakan masuk mulai 2 Maret 2020 melalui konferensi pers oleh Presiden Republik Indonesia (RI). Bermula dari 2 (dua) warga negara Indonesia (WNI) yang berinteraksi dengan warga Jepang di Malaysia. Setelah kembali ke Indonesia, beberapa hari kemudian sakit batuk. 2 WNI tersebut periksa di rumah sakit terdekat dan diperbolehkan pulang (rawat jalan), namun batuknya tidak kunjung sembuh  disertai sesak nafas sehingga periksa lagi pada 26 Februari 2020 dan mendapatkan rekomendasi untuk menjalani rawat inap. Sehari berselang pasien mendapatkan kabar via telepon bahwa temannya warga negara Jepang dinyatakan positif terkena virus corona. Sejak saat itu status pasien dinyatakan dalam pantauan terkait virus corona. Kemudian pasien dipindahkan ke Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Jakarta Utara dirawat diruang isolasi.

Sampai akhir bulan Maret tercatat ada 1.528 kasus positif yang dikonfirmasi, total pasien sembuh 81 orang, sedangkan pasien meninggal karena corona dalam sebulan total 136 kasus (dikutip dari kompas 31 Maret 2020). Mempertimbangkan penambahan kasus positif corona yang kian hari semakin meningkat dan penyebarannya lintas wilayah bahkan lintas negara, presiden menetapkan  status kesehatan masyarakat Indonesia dalam darurat Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang tertuang dalam Keputusan Presiden  Nomor 11 tahun 2020.

Pandemi Covid-19 menjadi dasar pemerintah (RI) untuk merumahkan semua kegiatan pembelajaran, baik itu dari tingkat pendidikan anak usia dini sampai pendidikan tinggi. Kegiatan kuliah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus dilanjutkan dengan sistem dalam jaringan (baca: daring).

Ada hal menarik yang diketahui redaksi pada masa pandemi (sekitar bulan april dan awal mei 2020), beberapa mahasiswa fakultas syariah dari program studi HKI maupun HES terlibat aktiv membaur dengan masyarakat dalam pencegahan penyebaran virus corona. Semangat mereka sebagai agent of sosial change diwujudkan dengan pengabdian kepada masyarakat atau bakti sosial  dilingkup RT/RW dan desa. Mereka menggendong dan mengisi tangki-tangki yang biasa dipakai petani di sawah dengan takaran tertentu, bahu membahu bersama para tetangga menyemprotkan cairan disinfektan pada rumah-rumah, tempat ibadah serta lembaga pendidikan disekitarnya.  

Pada waktu terpisah redaksi mengonfirmasi Dekan Fakultas Syariah Dr. Any Ismayawati, M.Hum. terkait hal tersebut. Dr. Any menyatakan turut bergembira dan mengapresiasi aktivitas itu “saya merasa bangga karena ada beberapa mahasiswa fakultas syariah yang memiliki kepekaan sosial sehingga mereka bergabung bersama para tetangga menyemprotkan cairan disinfektan dilingkungan sekitar rumah dan fasilitas umum seperti tempat ibadah, lembaga pendidikan dan lain-lain sebagai ikhtiyar pencegahan penyebaran virus corona. Aktivitas di luar kampus seperti itu sangat baik”.

Berikut aktivitas bakti sosial mahasiswa fakultas syariah dalam giat penyemprotan disinfektan cegah penyebaran corona yang terekam kamera untuk berita ini.  (KUA.red)

Share this Post1:

Galeri Photo